Penyebab anak susah makan dan solusinya


Sebagai orang tua Anda pasti sering mengalami masalah anak susah makan, bahkan terkadang waktu makan menjadi waktu “perang” Anda dengan anak. Memaksa anak makan tanpa mengetahui alasan mengapa ia sulit makan hanya akan membuat ia trauma dan takut untuk makan. Karena itu, sebelum Anda membuat keputusan tertentu, cari tahu penyebab anak susah makan. Dr Vimaladewi Lukito, SpA, dalam talkshow "Feeding Difficulty in Children", di Tirtayu Healing Center, Jakarta, Sabtu (6/8/2011) lalu, mengemukakan beberapa kemungkinan alasannya berikut ini.


1. Kelainan
Proses makan terjadi mulai dari memasukkan makanan ke mulut, kemudian mengunyah dan menelan, sehingga ketrampilan dan kemampuan sistem pergerakan motorik kasar di sekitar mulut sangat berperan dalam proses makan. Pergerakan motorik yang berupa koordinasi gerakan menggigit, mengunyah, dan menelan dilakukan oleh otot di rahang atas dan bawah, bibir, lidah, dan banyak otot lainnya di sekitar mulut.

Anak yang susah makan bisa jadi mengalami gangguan otot dan saraf yang menyebabkan pergerakan motorik pada daerah sekitar mulut terganggu. Kondisi seperti ini disebut Cerebral Palsy, yaitu kelainan fungsi otot dan urat saraf (neuromuscular disorder) yang menyebabkan terjadinya kelainan pada fungsi anggota gerak, baik anggota gerak atas maupun anggota gerak bawah.

Kelainan ini menyebabkan anak sulit mengunyah, sehingga makan menjadi proses yang tidak menyenangkan. Terapi sangat diperlukan untuk anak yang mengalami kelainan ini untuk melatih kekuatan otot motorik daerah sekitar mulutnya, sehingga mereka tidak lagi kesusahan untuk mengunyah.

2. Penyakit
Gangguan nafsu makan juga dapat disebabkan karena gangguan saluran cerna, penyakit infeksi akut atau kronis (TBC, cacing, dan lain-lain), alergi makanan, intoleransi makanan, dan lain sebagainya. Gangguan pencernaan tersebut kadang tampak ringan seperti tidak ada gangguan. Tanda dan gejala yang menunjukkan adanya gangguan pencernaan adalah perut kembung, sering cegukan, sering buang angin, sering muntah atau seperti hendak muntah bila disuapi makanan, gampang timbul muntah terutama bila menangis, berteriak, tertawa, berlari, atau marah. Selain itu juga sulit buang air besar (bila buang air besar anak “ngeden” berlebih).

3. Picky eaters
Kemungkinan ketiga dan yang merupakan kemungkinan paling umum dialami oleh anak-anak adalah, ia termasuk “picky eaters” atau pemilih makanan. Banyak hal yang menyebabkan si kecil menjadi picky eaters, antara lain ketidaksukaan terhadap salah satu anggota keluarga, makanan yang disajikan tampak tidak menarik, atau anak ingin mencari perhatian karena ibu hamil lagi atau ibu sibuk dengan pekerjaan di kantor. Biasanya picky eaters ini terjadi pada anak pertama atau anak tunggal, karena mereka cenderung meminta perhatian lebih dari sang ibu. Biasanya mereka juga tergolong normal dan aktif.

ANAK susah makan menjadi kerumitan tersendiri bagi banyak orangtua. Berbagai cara diupayakan agar nutrisi dari makanan tetap diasup dan anak bisa tumbuh sehat.

Untuk Anda yang sedang mengatasi kesulitan makan si kecil, simak tujuh berikut:

1. Luangkan waktu untuk menyuapi anak
Bagi Anda yang bekerja, luangkan waktu sebentar saja, tapi berkualitas untuk menyuapi anak. Sebab, sebenarnya anak-anak sangat mengerti bila ibu atau bapaknya bekerja.

2. Buat suasana hatinya tenang dan nyaman dahulu
Berikanlah kepuasan psikis kepada anak yang sesuai dengan usianya dan buatlah agar suasana hatinya senang, misalnya anak makan sambil jalan-jalan, melihat kereta api, dan lain-lain.

3. Variasikan menu makan anak
Anak tidak mau makan mungkin karena bosan. Jika perlu, buat menu makan anak minimal selama sepekan untuk mempermudah mengatur variasi makan.

4. Sajikan secara menarik
Jangan mencampuradukkan makanan. Pisahkan nasi dengan lauk-pauknya. Hias dengan aneka warna dan bentuk. Jika perlu, cetak makanan dengan cetakan kue yang lucu.

5. Jangan beri camilan padat kalori jelang jam makan
Hal itu mengakibatkan anak tidak merasa lapar. Seperti memberinya permen, minuman ringan, cokelat, hingga camilan ber-MSG. Akibatnya, ketika jam makan tiba, anak sudah kekenyangan.

6. Hindari minum susu terlalu banyak
Susu di bnyak keluarga dianggap sebagai makanan dewa yang bisa menggantikan makanan utama, seperti nasi, sayur, dan lauk-pauknya. Orangtua cenderung kurang sabar memberikan makanan kasar. Atau orangtua sering takut anaknya kelaparan sehingga makanan diganti dengan susu. Akhirnya, daripada perut si anak tidak kemasukan makanan, diberikan saja susu secara berlebihan.

7. Libatkanlah anak untuk menyiapkan makanan
Misalnya dengan meminta pertolongannya untuk mengambilkan buah atau sayur di pasar swalayan maupun membantu menyiapkan meja makan. Selain itu, anak Anda memerlukan contoh dari orangtuanya.